Tak Terlihat oleh Mata Biasa, Ini Fakta Menarik tentang Warna Olo

Tak Terlihat oleh Mata Biasa, Ini Fakta Menarik tentang Warna Olo
Tak Terlihat oleh Mata Biasa, Ini Fakta Menarik tentang Warna Olo. Foto: Ilustrasi Pexels.

Kurawalmedia.com, Tanjungpinang – Para ilmuwan dari University of California (UC) Berkeley dan University of Washington berhasil menemukan warna baru yang diberi nama olo.

Uniknya, sejauh ini, hanya lima orang di dunia yang mampu melihat warna tersebut.

Penemuan ini merupakan hasil eksperimen menggunakan teknologi canggih bernama sistem “Oz”, yang memungkinkan stimulasi sel fotoreseptor di retina secara terpisah melalui denyut laser.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Science Advances.

Dalam kondisi normal, mata manusia memiliki tiga jenis sel kerucut, yakni S, M, dan L, yang masing-masing peka terhadap panjang gelombang biru, hijau, dan merah.

Namun, karena sensitivitas spektral mereka saling tumpang tindih, manusia tidak dapat melihat warna yang dihasilkan dari stimulasi murni salah satu jenis sel.

Dengan sistem Oz, para peneliti berhasil menstimulasi hanya satu jenis sel kerucut khususnya sel kerucut M tanpa mengaktifkan sel lainnya.

Ini menghasilkan persepsi warna baru yang tidak pernah dialami dalam penglihatan alami manusia.

Lima peserta eksperimen, yang terdiri dari tiga ilmuwan UC Berkeley dan dua ilmuwan University of Washington, menggambarkan olo sebagai warna hijau kebiruan dengan saturasi intens yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Mengapa Hanya Lima Orang yang Bisa Melihat Olo?

Warna olo tidak dapat dilihat dengan cara alami. Penglihatan warna ini hanya mungkin terjadi setelah peserta menerima stimulasi retina menggunakan denyut laser sistem Oz.

Karena prosedur ini masih dalam tahap eksperimen dan membutuhkan teknologi sangat spesifik, hanya lima ilmuwan tersebut yang hingga kini dapat melihat olo.

Nama olo dipilih karena mewakili pola biner 010, menunjukkan bahwa hanya sel kerucut M yang aktif saat warna ini terdeteksi.

Penemuan olo membuka kemungkinan baru dalam memahami penglihatan warna manusia, termasuk potensi untuk memperluas spektrum warna bagi penderita buta warna.

Para peneliti menyebutkan bahwa sistem Oz bisa diprogram untuk mengeksplorasi “plastisitas” atau kemampuan adaptasi penglihatan warna manusia.

Meskipun olo telah menarik perhatian luas, kecil kemungkinan warna ini segera diadopsi dalam standar warna komersial seperti Pantone karena keterbatasannya yang hanya dapat dilihat melalui prosedur ilmiah khusus.(*)

Editor: Brp

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *