Kurawalmedia.com, Jakarta–Guru Besar Universitas Pakuan atau Unpak Bogor, Andi Muhammad Asrun memberikan gambaran terkait proses untuk mendapatkan gelar Doktor.
“Tidak berlebihan bila Bahlil Lahadalia bisa menyelesaikan Program Doktor di Universitas Indonesia menyelesaikan kurang dari dua tahun setelah mengikuti program kuliah teori selama 3 semester,” ujar Andi Muhammad Asrun, Minggu (20/10/2024)
Menurutnya, perkuliahan untuk satu semester memakan waktu sekitar 4 bulan. Sejak semester pertama mahasiswa sudah diarahkan untuk mempersiapkan “topik disertasi” oleh dosen-dosen di Program Doktor UI.
Di awal perkuliahan, Mahasiswa kandidat doktor juga diarahkan melakukan riset untuk rencana disertasinya. Mahasiswa diharapkan mengerjakan tugas-tugas makalah berkaitan dengan rencana disertasinya.
“Tentu saja dosen yang bijak mendorong mahasiswa menyelesaikan secepatnya program doktornya, Itu lah esensi pendidik, yaitu “ing ngarsa sung tuladha, tutwuri handahani,” jelasnya.
Lebih lanjut katanya, penjelasannya adalah di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan.”
Semangat pendidik itulah yang harus dipegang oleh dosen di Pascasarjana Universitas Indonesia. Jangan bersikap sebaliknya memperlambat studi doktoral mahasiswa dianggap sebagai prestasi.
Sehingga banyak mahasiswa program S3 jadi “drop-out” atau harus pindah ke universitas lain akibat prilaku dosen “killer, pembegal disertasi”.
“Jika Rektor konsisten dan tidak bersikap standar ganda maka harus dilakukan kajian “mengapa ada guru besar memberi waktu sangat lama kepada mahasiswa bimbingan disertasi, sehingga nyaris DO,” tegasnya.
Penelitian “lama waktu bimbingan disertasi ini harus dimulai dari Ketua Dewan Guru Besar UI Prof. Harkristuti Harkrisnowo”.
Rektor juga harus meneliti “sikap politik yang sering diperlihatkan satu-dua guru besar yang cenderung partisipan selama kampanye Pilpres 2024”. Guru Besar partisan itu juga bersuara keras saat ini.
Himbauan ini harus dilakukan Rektor UI untuk menghindari kesan “investasi atas studi Doktor Bahlil Lahadalia adalah keberlanjutan sikap partisan politik dari satu-dua orang guru besar”.
“Sebagai alumni UI, saya menolak almamater saya dijadikan sarana politik partisan,” tutupnya.(*)
Editor : J.A Rahim