Kurawalmedia.com, Batam — PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Batam mencatat lonjakan jumlah penumpang selama masa angkutan Lebaran 2025, meskipun jumlah kendaraan yang menyeberang justru mengalami penurunan signifikan.
“Jumlah penumpang, baik pejalan kaki maupun dalam kendaraan, mengalami peningkatan. Namun, jumlah kendaraan justru menurun. Sepeda motor turun 1 persen dibandingkan tahun lalu, sementara kendaraan roda empat anjlok hingga 14 persen,” ujar General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Batam, Hermin Welkis, Kamis (3/4/2025).
Secara keseluruhan, ASDP Batam melayani 32.658 penumpang, terdiri dari 8.686 penumpang pejalan kaki dan 23.972 penumpang dalam kendaraan
Namun, jumlah kendaraan yang melintas melalui Pelabuhan ASDP Telaga Punggur hanya mencapai 9.439 unit.
“Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, total produksi penumpang turun tipis 1 persen. Penurunan paling besar terjadi pada penumpang pejalan kaki yang turun 11 persen. Sebaliknya, penumpang dalam kendaraan naik 5 persen. Di sisi lain, jumlah kendaraan yang menyeberang turun hingga 13 persen,” jelas Hermin.
Pelabuhan Telaga Punggur Batam melayani sejumlah rute utama, antara lain: Tanjung Uban (Bintan), Mengkapan (Riau), Kuala Tungkal (Jambi), Dabo Singkep (Lingga), Karimun (Kepri).
Dari seluruh rute tersebut, Batam–Tanjung Uban menjadi rute paling padat selama arus mudik.
Untuk rute jarak jauh seperti Mengkapan dan Kuala Tungkal, puncak arus mudik terjadi pada H-3 Lebaran, dengan prediksi puncak arus balik berlangsung pada 5–7 April 2025.
“Kami telah menambah dua armada kapal untuk rute Mengkapan guna mengantisipasi lonjakan penumpang,” tambah Hermin.
Menurut Hermin, libur Lebaran yang lebih panjang tahun ini menjadi salah satu faktor utama penyebab menurunnya jumlah kendaraan.
“Banyak pemudik memilih berangkat lebih awal. Meskipun secara total ada peningkatan jumlah penumpang, penyebarannya lebih merata dan tidak menumpuk pada hari-hari tertentu,” ujarnya.
Secara umum, ASDP menilai arus mudik tahun ini berjalan lancar. Salah satu faktor pendukung adalah kebijakan pembatasan kendaraan angkutan non-sembako yang diberlakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Kepri.
“Langkah ini memungkinkan kami menyediakan lebih banyak slot untuk kendaraan pemudik. Koordinasi dengan Dishub Kepri sangat membantu kelancaran operasional,” pungkas Hermin.(*)
Editor: Brp