Menu

Mode Gelap

Nasional

Mengejutkan, Setelah Satu Abad, Tupperware Gulung Tikar

badge-check


					Ilustrasi produk rumah tangga dari Tupperware. Foto : Instagram@tupperwareid Perbesar

Ilustrasi produk rumah tangga dari Tupperware. Foto : Instagram@tupperwareid

Kurawalmedia.com, Jakarta– Media ternama internasional, The Strait Times melaporkan, brand internasional terkenal, Tupperware gulung tikar.

Tupperware, brand terkenal perlengkapan rumah tangga yang terbuat dari plastik bersiap mengajukan kebangkrutannya pada Minggu ini.

Dalam setahun belakangan ini, Tupperware berupaya menghidupkan kembali bisnisnya di tengah berkurangnya permintaan di seluruh dunia. Namun usaha tersebut kurang mendapatkan perhatian.

Tupperware yang telah beroperasi lebih dari dari satu abad dalam bidang penyimpanan makanan ini, berencana mendapatkan perlindungan pengadilan setelah perusahaan tersebut melanggar ketentuan pembayaran utangnya.

“Setelah berkoordinasi dengan penasihat hukum dan keuangan atas pelanggaran yang dilakukan, mereka bersiap melakukan pengajuan pailit,” ujar seorang sumber dilansir dari The Strait Times, Selasa (17/9/2024)

Persiapan kebangkrutan ini menyusul negosiasi berlarut-larut antara Tupperware dan pemberi pinjamannya mengenai cara mengelola utang lebih dari US$700 juta.

Pemberi pinjaman setuju di 2024 untuk memberikan ruang bernapas atas persyaratan pinjaman yang dilanggar, tetapi kondisi perusahaan terus memburuk. Bahkan, saham perusahaan turun lebih dari 50 persen pada pukul 3:53 p.m. di New York.

Namun di tengah kabar tak sedap ini, rencana pengajuan kebangkrutan ini belum final. Bisa saja berubah. Seorang perwakilan untuk Tupperware menolak berkomentar.

Tupperware berdiri pada 1946 di Amerika Serikat oleh Earl Tupper. Merek ini terkenal karena meski pun berbahan dasar plastik tapi kedap udara dan makanan yang disimpan di dalamnya tahan lama.

Mereka ini terkenal di kalangan ibu rumah tangga di seluruh dunia, bahkan dalam perkembangan bisnisnya, ada lebih dari 300 ribu tim marketing independen yang memasarkan produk ini.

Juni lalu, mereka berencana menutup satu-satunya pabrik di AS dan melakukan PHK pada hampir 150 karyawan.

Sebelumnya,  mereka juga mengganti CEO Miguel Fernandez dan beberapa anggota dewan sebagai bagian dari upaya mengubah bisnis, mengangkat Laurie Ann Goldman sebagai CEO baru.(*)

Editor : J.A. Rahim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Shin Tae-yong Pede Skuad Garuda Bisa Curi Poin di Kandang Bahrain

10 Oktober 2024 - 11:04 WIB

Shin Tae-yong Pede Skuad Garuda Bisa Curi Poin di Kandang Bahrain

Dalamnya Tiga Meter, Ini Luas Perairan Kepri yang Akan Disedot Pasir Lautnya

1 Oktober 2024 - 21:35 WIB

Reklamasi kawasan Gurindam 12 Tanjungpinang

Ribuan Ayam Hidup dari Bintan Diekspor ke Singapura

30 September 2024 - 20:57 WIB

Ribuan Ayam Hidup dari Bintan Diekspor ke Singapura

Guru Besar Unpak Sarankan Refly Harun Buat Laporan Ke Propam Polri

30 September 2024 - 12:40 WIB

Guru Besar Unpak Bogor, Andi Muhammad Asrun

Karya Raya Menjadi Inspirasi Anak dalam Menulis dan Bercerita

29 September 2024 - 15:22 WIB

Karya Raya Menjadi Inspirasi Anak dalam Menulis dan Bercerita
Trending di Nasional